Besaran-besaran dasar bintang
Bintang serupa dengan matahari,
adalah sebuah bola gas yang mengeluarkan cahaya sendiri. Ada yang ukuran
diameternya besar, ada yang kecil. Ada yang temperaturnya tinggi, ada yang
rendah. Ada yang cemerlang (brilliant), dan ada yang redup (dimmer). Semua
terletak pada jarank sangat jauh dibandingkan jarak bumi-matahari. Pengetahuan
kita tentan gbintan dibangun terutama dari pengukuran terang dan perubahan
tentang mereka, posisi dan perubahan posisi mereka, warna dan spectrum mereka,
serta dengan menerapkan pengetahuan kita mengenai fisika dan kimia untuk
menginterpretasikan hasil pengamatan.
Terang (brightness) dan magnitude
Terang sebuah bintang dilangit
dinyatakan dalam besaran yang disebut magnitudo semu-ukuran dari jumlah cahaya
yang sampai dibumi yang awalnya diperkenalkan oleh hipparcus, seorang astronom
kenamaan yunani pada abad 2 s.m. hipparcus membagi bintang-bintangke dalam enam
kelas, atau magnitudo, dimana bintang paling terang diberi harga magnitude 1
dan yang paling lemah yang masih dapat dilihat dengan mata diberi harga
magnitude 6.
Dalam tahun 1856 sistem
magnitude ini oleh seorang astronom inggris, N.R. Pogson, dinyatak an secara
lebih eksak. Ia mendefinisikan skala magnitude sedemikian rupa dimana perbedaan
lima magnitude (yaitu antara magnitude 1 dan magnitude 6 atau antara magnitude
6 dan magnitude 11) bersesuaian dengan
perbedan adalam terang tepat seratus kali dan perbedaan satu magnitude
bersesuaian dengan akara pangkat lima dari seratus yaitu 2,512. Jadi,
dibandingkan dengan bintang magnitude satu, bintang magnitude dua 2,512 lebih
lemah; bintang magnitude tiga 2,512 . 2,512= (2,512)2 = 6,31 lebih
lemah; dan bintang magnitude enam (2,512)5= 100 lebih lemah.
Magnitudo absolute (mutlak)
Magnitude semu adalah ukuran
jumlah cahaya yang sampai ke bumi dari bintang yang jauh. Dengan mengabaikan
absorpsi yang mungkin ada di ruang antar bintang, magnitude semu bergantung
pada jumlah cahaya yang dipancarkan oleh bintang (luminositas intrinsiknya) dan
jaraknya.
Terang semu sebuah bintang tidak
mengungkapkan luminoditas sebenarnya . sebuah bintang dengan luminositas sedang
akan tampak terang jika ia dekat dengan kita, tetapi bintang dengan luminositas
tinggi akan tampak redup jika ia sangat jauh. Jika semua bintang berada pada
jarak yang sama dari bumi, terang semu relative mereka akan menjadi indikasi
sebenarnya dari luminositasnya relative mereka. Untuk menggambarkan luminostas
intrinsik vintang-bintang pada skala magnitude, astronom menggunakan besaran
yang disebut magnitude absolute, yang didefinisikan sebagai magnitude semu yang
akan dimiliki bintang itu jika ia diletakkan pada suatu jarak standar. Jarak
standar yang dipilih pada tujuan ini adalah 10 parsek (satu parsek adalah
satuan ukuran yang ekivalen dengan 32,6 tahun cahaya). Magnitude absolute
matahari adalah +4,8 yang berarti jika matahari dipindahkan kejarak 10 parsek
(32,6 tahun cahaya), magnitude semunya akan menjadi 4,8.
Luminositas, Fluks, dan MAgnitudo Bintang
Terang bintang yang terlihat terganatung pada kuantitas cahayanya
yang sampai pada permukaan bumi. Dengan mengangggap bahwa bintang bentuknya
bola yang merdiasikan jumlah energy yang sama perdetik ke segala arah, saat
cahaya yang dipancarkan telah menempuh jarak r dari bintang, ia telah tersebar keseluruh permukaan dari sebuah
bola dengan radius r dan luas permukaan . jumlah energy perdetik yang melewati satuan
luas permukaan (1 m2) dari bola ini secara tegak lurus disebut fluks
(F). fluks pada jarak r dari sebuah bintang dengan lumonositas
L sama dengan jumlah total energy
yang dipancarkan perdetik (L) dibagi
luas daerah pada mana enerji telah tersebar (.
F=L|(
0 komentar:
Posting Komentar