Struktur korona
Lapisan atmosfer matahari ini
tampak waktu terjadinya gerhana matahari total. Kenempakannya yang sangat
mengagumkan hanya dpat dinikamati beberapa menit pada saat totalitas, sehingga
banyak orang meluapkan emosinya dalam berbagai macam budaya. Struktur yang
dinamis dengan garis-garis lengkung yang berbeda untuk setiap gerhana mencapai
ketinggian beberapa kali radius matahari. Sesuai dengan hokum –hukum fisika,
pada awalnya orang menduga bahwa temperatur dalam korona kurang lebih sama dengan fotosfer.
Tetapi dari pengamatan gerhana matahari total pada tahun 1930 diperoleh
garis-garis dalam spectrum dari “baru” yang belum dikenal pada saa itu yang
disebut coronium.
Misteri unsur coronium ini
akhirnya terpecahkan pada tahun 1939 oleh Walter Grotrian, seorang warga Negara berlin, yang menunjukkan garis –garis
spekturum coronium tidak lain berasal dari unsur besi yang telah kehilangan
sembila atau sepuluh elektronnya. Dengan tingkat ionisasi yang tinggi, temperatur
korona mencapai jutaan Kelvin. Penemuan Grotrian tidak lepas dari hasil
pengamatan Bengt Edlen pada nova RR Pictoris yang menunjukkan garis spectrum
besi dengan enam electron yang hilang. Bengt Edlen sendiri pada tahun 1942 menemukan
garis-garis dari unsur lainnya pada lapisan korona, diantaranya kalsium dengan
11 dan 12 elektronnya telah hilang. Dengan temperatur berorde jutaan Kelvin,
lapisan korona dapat memancarkan radiasi sinar-X dan ultra ungu jauh (extreme
ultra violet).
Struktur magnetik jelas terlihat
saat gerhana matahari total terjadi. Lengkungan yang membentuk busur, yang
mencerminkan garis-garis medan magnetik antara dua kutub berbeda, dengan mudah
terlihat. Demikian pula dalam kenampakan sinar-X ataupun ultra-ungu tampak
jelas struktur magnetiknya. Struktur lapisan korona merupakan perpanjangan dari
lapisan atmosfer dibawahnya, yaitu kromosfer dan fotosfer yang prnuh dengan
aktivitas medan magnetik. Secara keseluruhan, kira-kira 10% pancaran radiasi
matahari keluar menuju ruang antar planet, sedangkan 90% lainnya tetap tersimpan dalam busur-busur magnetik.
Dalam kenampakan sinar-X daerah
terang dengan temperatur tinggi umumnya berasosiasi dengan busur-busur magnetik.
Selain itu juga terlihat ada daerah yang gelap. Daerah gelap ini disebut lubang
korona (corona hole). Topologi medan magnetik lubang korona adalah garis-garis magnetik
terbuka atau tidak membentuk busur-busur
medan magnetik. Topolgi terbuka lainnya terliha tdari kenampkan “polar plumes”.
Akibatnya partikel bermuatan seperti ion dan electron keluar dengan kecepatan
tinggi sekitar 600 km/s menuju ruang antar planet, bahkan dapat mencapai bumi.
Aliran partikel bermuatan ini dikenal dengan angin matahari.
Misteri yang belum terungkapkan
sampai sekarang adalah problem pemanasan korona. Mengapa lapisan korona dapat
mempunyai temperatur lebih dari satu juta Kelvin, sedangkan lapisan dibawahnya,
yaitu fotosfer 60000 K. dilihat dari struktur korona dengan pola-pola medan magnetik
dominan, pemanasan korona terjadi akibat proses pelepasan energi (disipasi).
Scenario lain adalah bersumber dari ledakan matahri skala kecil (nano flare)
yang sering terjadi dilapisan kromosfe. Energi yang dilepaskan sanggup
menyebabkan pemanasan korona.
0 komentar:
Posting Komentar